Apa Itu Penyakit Tifus ?
Tifus adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi.  Di Indonesia penderita tifus atau disebut juga demam tifoid cukup  banyak, tersebar di mana-mana, ditemukan hampir sepanjang tahun, dan  paling sering diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Kurangnya  pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering timbulnya  penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan menyantap makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini.
BAKTERI PENYEBAB TIFUS
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negative berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.Bakteri  tifoid ditemukan di dalam tinja dan air kemih penderita.Penyebaran  bakteri ke dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat pencucian  tangan yang kurang bersih setelah buang air besar maupun setelah  berkemih.
Lalat bisa menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan.
Lalat bisa menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan.
Bakteri  masuk ke dalam saluran pencernaan dan bisa masuk ke dalam peredaran  darah. Hal ini akan diikuti oleh terjadinya peradangan pada usus halus  dan usus besar. Pada kasus yang berat, yang bisa berakibat fatal,  jaringan yang terkena bisa mengalami perdarahan dan perforasi (perlubangan).Sekitar 3% penderita yang terinfeksi oleh Salmonella typhi  dan belum mendapatkan pengobatan, di dalam tinjanya akan ditemukan  bakteri ini selama lebih dari 1 tahun.Beberapa dari pembawa bakteri ini  tidak menunjukkan gejala-gejala dari demam tifoid.
GEJALA
Biasanya  gejala mulai timbul secara bertahap dalam wakatu 8-14 hari setelah  terinfeksi. Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi,  sakit tenggorokan, sembelit, penurunan nafsu makan dan nyeri perut.  Kadang penderita merasakan nyeri ketika berkemih dan terjadi batuk serta  perdarahan dari hidung. Jika pengobatan tidak dimulai, maka suhu tubuh  secara perlahan akan meningkat dalam waktu 2-3 hari, yaitu mencapai  39,4-40°Celsius selama 10-14 hari. Panas mulai turun secara bertahap  pada akhir minggu ketiga dan kembali normal pada minggu keempat. Demam  seringkali disertai oleh denyut jantung yang lambat dan kelelahan yang  luar biasa.Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium, stupor atau koma.  Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-bintik kecil  berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua dan berlangsung  selama 2-5 hari.
KOMPLIKASI
Sebagian  besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, tetapi bisa terjadi  komplikasi, terutama pada penderita yang tidak diobati atau bila  pengobatannya terlambat:Banyak penderita yang mengalami perdarahan usus;  sekitar 2% mengalami perdarahan hebat. Biasanya perdarahan terjadi pada  minggu ketiga.Perforasi usus terjadi pada 1-2% penderita dan  menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isi usus menginfeksi ronga  perut (peritonitis).Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua  atau ketiga dan biasanya terjadi akibat infeksi pneumokokus (meskipun  bakteri tifoid juga bisa menyebabka (pneumonia).Infeksi kandung kemih  dan hati.Infeksi darah (bakteremia) kadang menyebabkan terjadinya infeksi tulang (osteomielitis), infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi selaput otak (meningitis), infeksi ginjal (glomerulitis)  atau infeksi saluran kemih-kelamin. Pada sekitar 10% kasus yang tidak  diobati, gejala-gejala infeksi awal kembali timbul dalam waktu 2 minggu  setelah demam mereda
DIAGNOSIS
Diagnosis  penyakit ini ditegakkan atas dasar riwayat penyakit, gambaran klinik  dan hasil pemeriksaan laboratorium (jumlah lekosit menurun dan titer  Widal yang meningkat). Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya  kuman pada salah satu biakan.Pemeriksaan serologik Widal (titer  Aglutinin OD) sangat membantu dalam diagnosis walaupun 30% penderita  memperlihatkan titer yang tidak bermakna atau tidak meningkat.  Sebaliknya, hasil uji Widal yang positif (titer Widal lebih besar dari  1/160) belum tentu menunjukkan pasien positif menderita tifus. Uji Widal  baru bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan serial tiap minggu dengan  kenaikan titer sebanyak 4 kali.
PENCEGAHAN
Vaksin  tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin  ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi  dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas  laboratorium dan para pelancong). Para pelancong sebaiknya menghindari  makan sayuran mentah dan makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di  dalam suhu ruangan. Sebaiknya mereka memilih makanan yang masih panas  atau makanan yang dibekukan, minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa  dikupas.
PENGOBATAN
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.
Antibiotik yang banyak digunakan adalah kloramfenikol. Kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Antibiotik yang banyak digunakan adalah kloramfenikol. Kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
OBAT – OBAT TIFUS
Kloramfenikol Untuk Tifus diberikan dosis 4 kali 500 mg sehari selama 2 – 3 minggu . Untuk anak diberikan dosis  50  – 100 mg / kg BB sehari dibagi dalam beberap dosis selama 10  hari.Tiamfenikol dengan dosis 50 mg / kg BB sehari pada minggu pertama ,  lalu diteruskan 1-2 minggu lagi dengan dosis separuhnya. Kotrimoksazol 2  dd 3 tablet setiap hari ( 1440 mg ) sampai bebas demam , kemudian 2 dd 2  tablet selama 7 hari. Amoxsisilin 6 dd 1 g selama 2 minggu
FARMAKOLOGI OBAT
Klormfenikol  diserap dengan cepat . Kadar puncak dalam darah tercapai 2 jam . Untuk  anak biasanya diberikan bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat  yang rasanya tidak pahit . Bentuk Ester ini akan mengalami  hidrolisis  dalam usus dan membebaskan kloramfenikol.Masa penuh eliminasi pada  orang dewasa kurang lebih 8 jam , Pada bayi berumur kurang dari 2 minggu  sekitar 24 jam . Kira – kira 50 % kloramfenikol dalam darah terikat  dengan albumin.Dengan demikian toksisitas obat – obat ini lebih tinggi  bila diberikan bersama kloramfenikol .Amoksisilin bekerja lebih lambat,  selama 5 – 6 hari, demam hilang dibandingkan rata – rata 3 hari dengan  kloramfenikol. Kotrimoksazol mampu menghilangkan demam dalam 4 hari,  setelah terapi, tinja tidak mengandung basil tifus, sehingga efektif  juga untuk mengobati pembawa basil. Berhubung bahaya gangguan darah  sebaiknya jangan digunakan selama 2 minggu.
Nama Obat dan Produsen Cloramfenikol
ALCHLOR(Pharmac), CHLORAMEX
(  Dumex ), ( Parke D ), COLSANCETINE ( Sanbe ), COMBECETIN (Combi ),  CHLOROMYCETIN FENICOL ( Poneo ), KEMICETIN ( Farmitalia), PARAPHENICOL (  Prafa ), PARAXIN ( Boehringer Man ), RIBOCINE
( Dexa ), ZENICHLOR ( Zenith ), CLORAMPHENICOL ( Generik ).
Bagaimana Menghindari Tifus
Beberapa  hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah timbulnya penyakit ini  adalah biasakan makan makanan dan minuman yang sudah dimasak, lindungi  makanan dari lalat, kecoa dan tikus, cuci tangan dengan sabun setelah ke  WC dan sebelum makan, serta hindari jajan ditempat-tempat yang kurang  bersih. Cara termudah menghindari penyakit ini adalah dengan menjaga higienitas makanan
MAKANAN YANG DIANJURKAN UNTUK PENDERITA TIFUS
Penderita  tifus sebaiknya makan makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti  bubur nasi atau bubur sumsum dengan lauk ayam, ikan, telur, daging, tahu  dan tempe. Buah-buahan dan sayuran seperti pepaya, pisang, bayam,  wortel dan labu siam juga baik untuk penderita tifus. Hindari makan  nenas, nangka, tape, singkong dan daun singkong, kentang, dendeng,  corned beef, sardines dan makanan awetan lainnya.
Daftar Pustaka
Tjay & Rahardja .Obat – obat Penting : Khasiat ,Penggunaan ,dan Efek samping
.Jakarta:Gramedia
Ganiswara,S. (ed) . Farmakologi dan Terapi, Jakarta ; FKUI
0 comments:
Post a Comment